Senin, 20 April 2009

Penalaran dalam Membuat Kesimpulan

PENALARAN DALAM MEMBUAT KESIMPULAN

Proses berpikr manusia untuk menghubungkan hubungan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan disebut penalaran.
Dalam karangan penalaran berarti penggunaan pikiran untuk suatu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Dengan penalaran yang tepat, hal-hal yang akan dituangkan dalam karangan menjadi kuat. Penyajian materi karangan akan sesuai dengan jalan pikiran yang tepat. Oleh karena itu, setiap pengungkapan harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar hal-hal yang tidak tepat tidak masuk dalam karangan.
Penalaran yang baik berarti ketepatan pengorganisasian dan penyajian semua gagasan. Segala pernyataan benar-benar kuat dan dapat dipertanggung jawabkan, tanpaa meragukan pembaca. Alasan-alasan yang dikemukakan merupakan hal yang dapat diterima.
Ada duan macam penalaran yang biasa dilakukan dalam menarik suatu kesimpulan, yakni penalaran induktif dan penalaran deduktif.

1. Penalaran Induktif
Dalam penalaran induktif kita mulai dengan menyebutkan peristiwa atau keterangan atau data yang khusus untuk menuju kepada kesimpulan umum yang mencakup semua peristiwa khusus itu.

Ada tiga jenis penalaran induksi :
A. GENERALISASI
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh;
Pemakain bahasa Indonesia di seluruh daerah di Indonesia dewasa ini belum dapat dikatak seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihat dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa Indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

B. ANALOGI
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah adapersamman dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain.
Contoh:
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dsan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atmosfer seperti bumi. Temperaturnya hampir sama dengan temperatur Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada juga. Caranya beredar mengelilingi matahari meyebabkan pula timbulnya musim seperti di Bumi. Jika di bumi ada makhluk hidup, tidakkah mungkin ada makhluk hidup di planet Mars.

C. HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
Hubungan sebab akibat dimulai dari beberapa fakta yang kita ketahui. Dengan m,enghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta itu.
Contoh penalaran hubungan sebab akibat:
Belajar menurut pandangantradisional adalah usaha untuk memperoleh sejumlh ilmu pengetahuan. “Pengetahuan” mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuan memegang peranan utama dalam kehidupan manusia. Pengetahuan adalah kekuasaan. Siapa yang memiliki pengetahuan, ia mendapat kekuasaan.


Contoh penalaran hubungan akibat sebab:
Dewasa ini kenakalan remaja sudah menjurus ke tingkat kriminal. Remaja tidak hanya terlibat dalam perkelahian-perkelahian biasa, tetapi sudah berani menggunakan senjata tajam. Remaja yang telah kecanduan obat-obat terlarang tidak segan-segan merampok bahkan membunuh. Hal ini selain disebabkan kurangnya oerhatian dari orang tua dan pengaruh masyarakat, pengaruh televisi dan film cukup besar.

2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang umum. Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum yang dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat penjelas.
Macam deduksi yang biasa digunakan dalam berargumentasi ialah silogisme. Dalam silogisme kita dapati dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor.
Premis umum (=PU), menyatakan bahwa semau anggota golongan tertentu (=semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B).
Premis khusus (=PK), menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (=C) adalah anggota golongan tertentu itu (=A).
Kesimpulan (=K), menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)
Jika ketentuan-ketentuan di atas kita rumuskan, rumus itu akan berbunyi sebagai berikut:




Contoh 1:
PU : Semua jenis parasit merugikan inangnya.
PK : Benalu tergolong parasit.
K : Benalu tentu merugikan inangnya.

Contoh 2:
PU : Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.
PK : Ikan paus binatang menyusui.
K : Ikan paus melahirkan anak dan tidak bertelur.

Penggunaan silogisme dalam kehidupan sehari-hari atau karang-mengarang terasa sangat kaku. Oleh karena itu kita perpendek dengan tidak menyebutkan premis umumnya. Kita dapat langsung mengetengahkan kesimpulan, dengan premis khusus sebagai penyebabnya. Bentuk silogisme yang demikian disebut entimem.
Entimem dapat dirumuskan: C = B, karena C = A.
Contoh 1:
Silogisme:
PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK : Budiman pegawai yang baik.
K : Budiman tidak mau menerima suap.
Entimem:
Budiman tidak mau menerima uang suap, karena ia pegawai yang baik.

Contoh 2:
Silogisme:
PU : Orang yang ingin sukses hidupnya harus bekerja keras.
PK : Diah orang yang ingin sukses hidupnya.
K : Diah harus bekerja keras.
Entimem:
Diah harus bekerja keras, karen ian inigin sukses hidupnya.






Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Pak susilo seorang dokter terkenal pada zamannya. Beliau mempunyai tiga orang anak. Anak pertamanya, Salyono, seorang psikolog yang sering mengisi acara di televisi. Anak keduanya, sutrisno, menjadi dokter ahli kandungan di salah satu rumah sakit besar di Jakarta. Dan anaknya yang ketiga, perempuan ,Utari menjadi dokter spesialis anak dan sebagai kepala bagian polianak di rumah sakit yang sama dengan dr. Sutrisno. Pak Susilo bangga dan bahagia melihat ketiga anaknya telah bekerja sesuai dengan bidangnya.
Perbaikan kalimat simpulan generalisasi yang tercetak miring dan sesuai dengan isi paragraf yaitu……
a. Pak Susilo keluarga yang bahagia sejahtera.
b. Semua anak Pak Susilo sukses.
c. Keluarga yang membanggakan seperti Pak Susilo.
d. Keluarga Pak Susilo keluarga ilmuwan dan pekerja.
e. Pak Susilo keluarga dokter spesialis yang sukses.
2. Tanaman perlu perawatan. Merawat tanaman dapat dilakukan dengan cara memberi pupuk, menyirami setiap hari, dan menyiangi rumput yang mengganggu pertumbuhannya. Apabila hal ini dilakukan sungguh-sungguh, tanaman akan tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang baik dan bermutu tinggi. Orang akan mencari kualitas buah seperti ini. Sama halnya dengan manusia. Sejak kecil seseorang diperhatikan gizi yang dibutuhkannya dengan baik, diberi kasih sayang dan perhatian. Otaknya diasah dengan ilmu pengetahuan dan dijauhkan dari hal-hal yang buruk. Kelak ia memiliki tubuh yang sehat dan mempunyai pengetahuan yang luas. Orang yang seperti ini akan berguna bagi masyarakat di mana saja ia berada. Dan keberadaannya sangat dibuthkan orang. Jadi, setiap makhluk hidup perlu dirawat.
Kalimat simpulan yag tepat untuk memperbaiki kalimat yag bercetak miring pada paragraph analogi tersebut ialah……
a. Jadi, apa pun yang kita miliki kalau kita rawat dan pelihara dengan baik pasti awet.
b. Jadi, antara tanaman dan orang/manusia mempunyai persamaan, yaitu sama-sama perlu perawatan
c. Jadi, perakuan kepada tanaman sama dengan perlakuan kepada manusia yaitu sama-sama memerlukan kasih sayang.
d. Jadi, merawat dan membesarkan anak sehingga menjadi orang yang berguna, seperti merawat tanaman agar berkualitas baik.
e. Jadi, menghasilkan tanaman yang berkualitas sama dengan mendidik manusia yang berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat.
3. PU : Semua siswa yang kedapatan membawa senjata tajam diperiksa di kantor polisi.
PK : Sudin siswa yang kedapatan membawa senjata tajam
Simpulan (K) : Sudin mendapat hukuman yang setimpal.
Kalimat yang tepat untuk memperbaiki simpulan (K) silogisme tersebut yaitu…..
a. Sudin harus ditindak dan dihukum
b. Sudin tergolong siswa yang sangat nakal.
c. Sudin akan dikeluarkan dari sekolahnya.
d. Sudin diperiksa di kantor polisi.
e. Sudin dinyatakan melanggar dan dihukum
4. Percabangan suatu proto menjadi dua bahasa baru atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat disamakan dengan percabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, tiap cabang kemudian bertunas dan bertumbuh menjadi cabang-cabang baru. Cabang-cabang yang baru ini kemudian mengeluarkan rantin-ranting yang baru. Demikian seterusnya. Begitu pula percabangan pada bahasa.
Paragraf tersebut menggunakan pola pengembangan
a. Sebab-akibat
b. Akibat-sebab
c. Generalisasi
d. Analogi
e. Proses
5. PU :semua siswa SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi negeri harus lulus SPMB.
PK :Anto siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi negeri.
K :
Kesimpulan yang tepat dalam silogisme tersebut adalah……
a. Anto ingin kuliah karena ia siswa SMA.
b. Siswa yang ingin kuliah harus mengikuti SPMB.
c. Anto harus lulus SPMB.
d. Anto tamat SMA.
e. Anto akan mengikuti SPMB.
6. PU : setiap warga Negara Indonesia harus menjaga keamanan dan persatuan bangsa.
PK :
K : saya harus menjaga keamanan dan persatuan
Pengisi PK yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah….
a. Siapa saja warga Indonesia
b. Beberapa warga Negara Indonesia.
c. Saya warga Negara Indonesia.
d. Salah satu warga Negara Indonesia.
e. Masyarakat warga negar Indonesia.
7. PU :
PK : ibu menderita darah tinggi.
K : biu tidak boleh memakan makanan yag berlemak.
Pengisi PU yang sesuai dengan pernyataan tersebut
a. Beberapa penderita darah tingi tidak boleh makan makanan yag berlemak.
b. Sebagian penderita darah tinggi tidak boleh memakan makanan yag berlemak.
c. Semua penderita darah tinggi tidak boleh memakan makanan yag berlemak.
d. Ada penderita darah tinggi yang tidak boleh makan makanan yang berlemak.
e. Ibu-ibu yag menderita darah tinggi tidak boleh makan makanan yang berlemak.
8. Inflasi lunak sering diartikan sebagai laju inflasi yang kurang dari 5%, sedangkan inflasi moderat adalah inflasi yang mencapai 20%, meskipun ada yang memberikan batasan inflasi moderat itu sampai 30%. Inflasi yang melebihi 30% umumnya dianggap inflasi keras. Dari catatan di atas dapat dikatakan bahwa dalam dunia moneter dikenal tiga macam inflasi.
Pola pengembangan paragraf di atas adalah
a. Analogi
b. Hubungan sebab akibat
c. Hubungan akibat sebab
d. Induksi
e. Hubungan sebaba akibat 1 akibat 2
9. Tumbuhan adalah bagian dari makhluk hidup yang dalam pertumbuhannya selain diberi pupuk agara subur, sangat memerlukan air agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanpa air, tumbuhan akan mati. Demikian pula binatang. Tanpa air, binatang akan mati.
Simpulan dari analogi di atas adalah…..
a. Manusia memerlukan air untuk kehidupannya.
b. Binatang memerlukan air untuk kehidupannya.
c. Manusia tidak dapat hidup tanpa air.
d. Makhluk hidup tanpa air tidak berkembang.
e. Air sangat dibutuhkan makhluk hidup.
10. Sebagai daerah vulkanik, sebagian besar wilaak Indonesia kaya akan sumber energi. Pembentukan sumber panas bumi dikontrol oleh proses geologi yang berlangsung sepanjang jalur vulkanik, terobosan magma serta sesaran-sesaran lapisan kerak bumi. Berdasarkan penelitian ternyata bumi pertiwi kita mengandung bahan yang merupakan sumber energi yang dapat diolah dan dimanfaakan sepanjang masa.
Simpulan umum paragraf induksi di atas adalah…..
a. Indonesia sebagian besar merupakan daerah vulkanik.
b. Daerah – daerah vilkanik merupakan penghasil energi.
c. Sumber energi bisa dimanfaatkan melalui pengolahan.
d. Sumber energy tersebut berasal dari perut bumi.
e. Bumi pertiwi banyak mengandung sumber energi.

Jumat, 17 April 2009

Majas dan Peribahasa

MAJAS DAN PERIBAHASA

A. MAJAS
Majas merupakan bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu . Majas sering disebut gaya bahasa.


JENIS-JENIS MAJAS
a. Majas perbandingan
1. Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Perhatikan puisi berjudul ajal berikut ini.

Ajal

Apakah ia sebilah belati yang menancap secara gaib
Tanpa aku bisa melihat sehingga kebodohanku terperanjat

Ataukah ia tangan kabut yang nakal yang telah mencekik lehernya
Sehingga tak satupun tangan kami yang bisa menghalanginya
(Arifin C. Noer)

2. Perumpamaan/Simile adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakaia pembanding bagai, bagaikan, seperti, ibarat ,
seperti, serupa, dan kata pembanding lainnya.

Perhatikan puisi berikut.
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
(Dari Padamu Jua karya Amir Hamzah)

3. Metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Bedaya dengan simile, metafora tidak menggunakan kata – kata pembanding.

Contoh :
aku ini binatang jalan
dari kumpulannya terbuang
(dari aku karya Chairil Anwar)

4. Alegori adalah majas yang mepertautkan satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain dalam satu kesatuan yang utuh.

Perhatikan puisi teratai berikut ini.

Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara

Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksami mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Serojakembang gemilang mulia
...........................................................
(Samusi Pane)

Dalam puisi teratai, penyair menyimbolkan Ki Hajar Dewantara dengan kuntum bunag teratai dengan maksud untuk menautkan ciri – ciri bunag teratai denagn gagasan, pikiran, dan cita – cita tokoh pendidikan tersebut.

b. Majas Pertentangan
Majas pertentangan antara lain, meliputi hiperbola, litotes, ironi, dan oksimorom.
1. Hiperbola, adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih – lebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.

Contoh :
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
(dari doa Chairil Anwar)

2. Litotes, adalah majas yang mengurangi, mengecil-ngecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri.

Contoh :
Kami Cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lag yang di tentukan nilai tulang-tulang berserakan
(dari Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar)

3. Ironi, adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir atau mengolok-olok

Contoh :
Malam Lebaran
Bulan di atas kuburan
(J.E. Tatengkeng)

4.Paradoks, adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.

COntoh :
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kamudian dia terbaring, tetapi bukan tidur sayang
( Dari Pahawan tak di Kenal karya Toko
Sudarto Bachtiar)

.

Contoh :
Barat dan Timur adalah guruku
Muslim, Hindu, Kristen, Buddha
Pengikut Zen dan Tao
Semua adalah guruku
(Dari Barat dan Timur karya
Abdul Hadi W.M.)

c. Majas Pertautan

Majas pertautan, antara lain, meliputi metonomia, sinekdoke, alusia, eufimisme, elipsis, dan inversi

1) Metonomia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya. Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.

Contoh :

Dan potret para pahlawan
Mengusap-usap karena tua
Baby mortir buatan sendiri
(Dari Buku Tamu Musium Perjuangan
Karya Taufiq Ismail)


2) Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama kseluruhannya, atau pun sebaliknya.

Contoh ;

Lewat gardu Belanda dengan berani

Sendiri masuk kota
Ingin ngubur ibunya
(Dari Gerilya karya W.S Rendra)

3) Alusi adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.

Contoh :

Orang-orang ingin kembali memandangnya.
(Dari Pahlawan tak Dikenal
Karya Toto Sudarto Bachtiar)

4) Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.

Contoh :
Biarkan layang-layangnya terbang ke angkasa
Dan hilang di balik awan Agustiny)


5) Inversi adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.


Contoh :
Kuraba mitlaliur Jepang dari baja hitam

(Dari buku Tamu Musium Perjuangan
Karya Taufiq Ismail)


d. Majas Perulangan

Majas perulangan meliputi aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan
Paralelisme.

1) Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.

Contoh:
Dengarlah dendang durjama
Lelaki tua putra Madura :

(Dari Lagu Nelayan Selat Madura
Karya Djawastin Hasugian)

2) Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.


Contoh :

Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya
Dan kegelapan, rimba sepi dan kejadian

(Dari Mimpi karya Abdul Hadi W.M.)


3) Repetisi adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang dirunut dalam baris yang sama.


Contoh :
Dalam kesunyian malam waktu,
Tidak berpandang, tidak berkawan
(Dari Dibawa Gelombang
Karya Sanusi Pane)


4) Paralelisme adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda

Contoh ;

Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapus



5) Kiasmus adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi

Contoh:
Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang
Bukan malamnya jalang

(Dari orang Perahu karya
Sutan Iwan Soekri Munaf)



B. MENGGUNAKAN PERIBAHASA
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa terbagi ke dalam tiga jenis, yakni pepatah, perumpamaan, dan ungkapan. Jadi, dalam hal ini ungkapan merupakan bagian dari peribahasa.
a. Pepatah adalah jenis peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran
Contoh:
1. Datang tampak muka pergi tampak punggung artinya hendaklah berbaik-baik ketika berkunjung, baik ketika datang maupun pergi.
2. Sepala-pala mandi biar basah artinya mengerjakan sesuatu perbuatan hendaknya sempurna, jangan separu-paruh.
3. Pagar makan tanaman artinya seseorang yang merusak benda atau orang yang dipercayakan kepadanya.
4. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing artinya sekelompok orang bekerja sama melakukan tugas yang berat maupun yang ringan.
5. Bunga gugur putik pun gugur artinya maut tidak memandang umur, baik yang tua maupun yang muda pasti mati.
6. Tak ada gading yang tak retak artinya tidak ada sesuatu yang
Sempurna
7. Belakang parang pun jika diasah akan tajam artinya walaupun semula bodoh apabila ia terus belajar maka lambat laun akan pandai juga. Sesuatu yang sulit apabila dikerjakan dengan rajin dan tekun maka akhirnya akan tercapai.

b.Perumpamaan adalah ibarat, persamaan, peribahasa yang berupa perbandingan Ciri utama perumpamaan adalah adanya kaa-kata sebagai, bagai, laksana, bak, seumpama, umpama atau sejenisnya.
Contoh:
1. Bagai air di daun talas dikiaskan kepada orang yang tidak tetap
Hatinya, mudah berubah pendirian.
2. Bagai membendarkan air ke bukit artinya mengerjakan perbuatan yang sia-sia.

c.Ungkapan adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan maksud dengan arti kiasan; seperti melihat bulan, datang bulan, bulan madu, dan sebagainya.








LATIHAN SOAl
1. Si polan ingin dikagumi teman-temannya. Untuk itu, ia tak segan-segan berbelanja lebih dari kemampuanya. Dalam waktu singkat habislah uang belanja bulanannya. Bahkan bertumpuklah utang-utangnya
peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah
A. seperti api dalam sekam
B. besar pasak daripada tiang
C. habis manis sepah dibuang
D. bunga gugur putik pun gugur
E. tak ada gading yang tak retak


2. ”Rabiya, aku minta kau mau menerima semua akibat keputusanku ini dengan tawakal. Jangan menyumpah-nyumpah dan jangan menggerutu atau kecewa. Bila nanti dengan kemationku kau dan anak-anak terpaksa harus kembali dengan keadaan dua puluh lima tahun yang lalu, kau harus menerima dan percaya bahwa itu kehendak Yang Mahakuasa. Ingat betul-betul bahwa dulu kita tidak pernah punya apa-apa. Bahkan, tidak pernah berpikir bahwa ada kemungkinan kita akan punya sesuatu yang berharga. Rabiya, telah kuwariskan seluruh harta kekayaanku kepada darulaitam hanya dengan satu alasan : perintah Tuhan. Titik. Kulakukan itu dengan sadar. Maka kau pun harus menyetujui dengan sadar. Habisnya milik kita nanti bukan berarti bahwa kita tidak punya apa-apa lagi. Percayalah bahwa semakin melarat, semakin kayalah kita.”
Makna peribahasa Semakin melarat kita, semakin kayalah kita dalam penggalan cerpen di atas adalah
A. Semakin melarat, semakin kaya akan utang
B. Penderitaan seseorang memotivasi untuk maju
C. Semakin menderita akan semakin bahagia
D. Kemelaratan bukan ciri dari kemiskinan
E. Miskin materi, namun kaya akan pengalaman


3. Kalimat yang mengandung maja metonomia adalah...
A. Harga minyak menguncang pasar dunia.
B. Raihlah cita-citamu setinggi bintang di langit.
C. Ayah datang membawa kijang biru.
D. Air danau jernih sebening kaca.
E. Dalam pertepuran itu darah mengalir sampai menganak sungai




4. kalimat di bawah ini yangmengandung maja metonomia adalah...
A. Sudah gaharu cendana pula.
B. Ia sangat ngeri mengenag peristiwa Westerling
C. Tekadan pena lebih tajam daripda pedang.
D. Telah beberapa hari ini ia tak kelihatan batang hidungnya.
E. Ia tidak terlalu cerdas


5. kelimat yang menggunakan ungkapan adalah....
A. Rambutnya kusut masai tidak terurus.
B. Seorang laku-lakumendekati mereka.
C. Ia berbaju piyama dan bercelana panjang.
D. Ani terpaku memandang langit.
E. Pagi-pagi ia sudah mendapat kopi pahit.


6. Bila kita melakukan suatu pekerjaan. Hendaknya kita menyelesaikannya sampai tuntas.
Pernyataan di atas sesuai dengan peribahasa....
A. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
B. Esa hilang dua terbilang.
C. Bagai api dalam sekam.
D. Berlayar sampai ke pulau, berjalan sampai ke batas.
E. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah.


7. Semua ungkapan berikut mengandung makna idiomatis, kecuali ...
A. Ringan tangan
B. Meja hijau
C. Rambut merah
D. Besar kepala
E. Tangan besar


8. Seseorang yang terus-menerus mendapat musibah, dapat dinyatakan dengan peribahasa...
A. Bagai api dalam sekam.
B. Sudah jatuh dihimpit tangga
C. Bahasa memajukan bangsa.
D. Bulat air di pembuluh, bulat kata oleh mufakat.
E. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.





9. Peribahasa yang bermakna kewaspadaan adalah....
A. berjalan peliharakan kaki, berkata peliharakan lidah.
B. Air tenang menghanyutkan
C. Kena nilai setitik, rusak susu sebelanga.
D. Mati semut karena gula.
E. Setinggi-tinggi terbang bangau, hinggapanya ek kubangan juga

10. Ungkapan yang mengandung pengertian cepat tersinggung ialah...
A. Sempit hati
B. Luka hati
C. Patah hati
D. Kecil hati
E. Berat hati

Penelitian Eksperimen